Rabu, 10 Oktober 2012

Jomblo Kedinginan

Dinginnya malam ini, membuat gue semakin bingung. Gimana, masa depan gue kelak? jika gue harus tetap menjadi jomblo abadi. Malam-malam kedinginan, ngak ada yang bisa di ajak ngobrol. Apalagi, gue tinggal di pabrik kalau malam terasa sepi banget. Gue hanya ditemani nyamuk dan sapi-sapi yang berkeliaran di halaman pabrik.

Jika yang memiliki pasangan sih enak, tinggal telepon-teleponan. Nah gue, yang jomblo abadi ini mau telepon siapa? Mau telepon teman cowok malem-malem gini, di kira kangen. Jangan-jangan gue dibilang homo lagi. Ngak salah, kalau galau itu selalu menjadi trading topic di twitter.

Kapan ya, gue ngak jadi jomblo abadi lagi, Dan bisa melepas masa lajang gue. Kadang gue berpikir, gimana mau melepas masa lajang, orang pacar aja kagak punya. Apa, gue bakalan masuk dalam buku sejarah ya, Atau masuk museum rekor Indonesia. Karena kejombloan gue ini udah sampe pada tingkat rekor dunia. Bayangkan aja, pacaran aja gue ngak pernah, Liat orang pacaran sering.

Pengen rasanya, gue memiliki seorang pacar, tapi dengan satu syarat sekali pacaran ngak boleh putus. Jadi yang benar-benar jodoh gue. Tetapi gue rasa itu ngak mungkin. Bukannya pacaran itu sebenarnya “coba-coba mencari jodoh.” Pemahaman gue tentang cinta juga rendah banget. Bisa dikatakan pemahaman gue tentang cinta itu bagaikan setitik embun sedikit banget.

Apalagi kalau suasananya kayak gini, udah dingin, sepi, dan sendirian pula. Apa yang gue bisa lakuin, mau nangis? Siapa yang dengar juga, mau triak? Cuma bikin capek kan nih pabrik sepi banget, mau ketawa sendiri? Udah sering, sering gue menertawakan hidup gue sendiri. Kadang, gue berusaha tetap stay cool dan berpikir positif siapa  tahu, jodoh gue bakal datang dengan sendirinya. Tapi sampai sekarang disaat gue udah ber-usia dua puluh dua tahun, tetap saja ngak ada yang namanya jodoh itu datang.

kadang, dalam kesendirian gue berpikir. Bahwa menyandang status jomblo abadi itu sangat-sangat berat sekali. Di mata teman-teman di kira gue homo. Di mata cewek-cewek di kira gue ngak laku. Atau mungkin status jomblo abadi gue harus di tambah menjadi jomblo abadi dan jomblo apes. Atau jadi jomblo abadi dan apes kuadrat. Masak iya, gue harus tetap jadi jomblo abadi, di tengah-tengah keramaian cinta.

Gue merasa, malam yang dingin ini. Membuat gue semakin paham disamping tubuh gue yang kedinginan. Cinta gue juga kedinginan, dingin karena ngak ada yang mau nge-hangatin cinta gue. Jika di tengah keramaian, gue seperti berjalan di dalam foto kamera DSLR. Yan ter-ekspose Cuma gue aja, yang lain hanya nampak seperti bayangan. Dikarenakan yang jomblo Cuma gue di tengah-tengah keramaian itu.

          Dan, satu impian gue jika suatu saat nanti gue menemukan jodoh hidup. Gue akan belajar, bagaimana menyenangkan jodoh gue. Mencintaianya dengan tulus, dan menerima segala kelebihan dan kekurangannya. Dan gue, akan belajar sebanyak mungkin agar di dalam hubungan gue dengan jodoh gue kelak, tidak akan terjadi trauma cinta.

Dan kata-kata terakhir ini, dari hati gue yang paling dalam. Jika jodoh menemukan gue, gue akan menjadi penjaring-penjaring yang baik, dan jika gue berhasil menjaringnya.  Gue akan, menikmati dia, mecintai dia, dan meng-hargai dia seperti gue menghargai seluruh perjalanan hidup gue.
                                                                          --With Love Welly Hermanto--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar