Rabu, 10 Oktober 2012

Cerita Di Negri Jiran(malaysia.)


Beberapa bulan yang lalu, gue sama mami gue pergi ke negri jiran, malaysia. Dan ini adalah pertama kalinya gue bisa ke luar negri tanpa ada halangan apapun. Mungkin keapesan gue untuk pergi ke luar negri sudah ber-akhir. Akhirnya kutukan itu hilang muhhahahaha.*mati kau lampir…muhahahaha.*

Tapi ternyata kutukan itu tidak sepenuhnya hilang. Gue ke malaysia bertujuan untuk menemani mami gue untuk operasi di salah satu Negara bagian di malaysia tepatnya Negara bagian malaka. Tidak jauh jika anda terbang dari pekanbaru,riau. “ingat, jika anda terbang”. Jangan pakek pesawat ya muhahaha.”

Mami gue, waktu itu sakit batu empedu. Jadi harus di oprasi di malaka. Nah, tapi masalahnya gue sama mami gue. Cuma modal nekat. Kami belum pernah ke malaysia sebelumnya. Kecuali papi gue, udah beberapa kali ke malaysia. Untungnya ada teman mami gue yang nge-bantu untuk pengurusan surat-suratnya.

Nah, sesampainya kami di bandara internasional malaysia. Kami turun, dan dengan tampang culun. Gue noleh kanan noleh kiri. Tiba-tiba ada penumpang lain yang Tanya. “Pak, ini tempat pengambilan bagasi dimana ya.”  Dengan tampang meyakinkan gue ngejawab “maff, pak saya juga baru pertama kali ke sini pak.” Dan bapak itu spontan ngejawab. “oh, berarti sama-sama blank ya pak.” Jujur pada saat itu gue pengen bilang. “nge-blank? Loe baru nge-blank gue dah eror.”

Akhirnya gue pakek kemampuan indra ke tujuh belas gue. Yaitu, ngikutin orang dari belakang, pura-pura jadi keluarga orang tersebut. Untungnya orang tersebutberjalan di jalan yang benar. Yaitu menuju ke tempat pengambilan bagasi. Dan untungnya lagi. Gue ngak lupa untuk stempel imigrasi dulu. “gue bangga loh, akhirnya gue punya passport sendiri. Muhahahah.”

Cobaan tidak berhenti sampai disitu saja. Loe tau kan, kebiasaan mami-mami. Cari transportasi termurah. Meskipun mami gue belum pernah ke malaysia. Mami gue nekat Tanya ke tempat penukaran uang. “pak, dimana tempat naik bus.” Trus kata bapak-bapak yang jaga di bank tersebut “oh, you nak naik bus station?” Dalam pikiran gue “you nak naik bus station.” Wah, beratnya hidup kalau gue harus naek di atas stasiun bus. Bisa di angkut gue sama security di bus station. Dikira ada TKW gila dari Indonesia. Trus gue Tanya ke mami gue. Mi, kita harus naik ke atas stasiun bus ya? Kata mami gue “bukan Wel, maksud bapak itu tadi. Apakah kita mau cari stasiun bus.” “Oh, Welly kira kita disuruh naek di atas stasiun bus.”

Setelah mendapat petunjuk dari petugas bank tersebut. Gue menuju ke stasiun bus, yang tempatnya tidak jauh dari bandara. Dan disana gue ketemu petugas bus yang sabar banget. Kan gue nannya. Sir, bus ini stop dimana? “Oh,stop di stasiun bus terdekat. Setelah itu akan dijemput dengan tuk-tuk.” Gue bingung apa itu tuk-tuk. Trus tuh petugas ngejelasin. “tuk-tuk itu, mobil jemputan. Sekali jalan langsung wuzz wuzz…” gue tambah bingung. Tapi darepada gue dikatain bego sama tuh orang. Mending gue. Bilang “ok,terima kasih.”(bahasa di atas dah gue translate ke bahasa Indonesia yang baik dan benar. Muahhahah.)

Nah, sesampainya di kuala lumpur. Gue menginap di salah satu hotel di china town. Gue milih menginap disana. Karena dekat dengan stasiun pudu raya. Dan disitu juga banyak tempat makan. Dimana-mana orang jual makanan. Gue sempat jalan-jalan dan nemenin mami gue check-up di kuala lumpur. Di kuala lumpur gue menginap satu minggu. Sekalian jalan-jalan keliling kuala lumpur. Ditemani sepupu gue. Sekalian gue juga mampir ke apartmen tempat sepupu gue tinggal.

Setelah seminggu di kuala lumpur, gue dan mami gue berniat membawa hasil check-up mami gue. Ke rumah sakit di malaka. Kami berangkat melalui stasiun bus pudu raya. Disana gue dan mami gue kebingungan untuk nyari bus. Yang menuju ke malaka. Dan untungnya ada om-om yang bisa gue tanyai. Om, kalau mau ke malaka itu, naik bus apa ya. Kata om itu “oh, mari saya antar.” Dalam pikiran gue “baik bener nih om-om.” Setelah gue di anterin di loket pembelian tiket. Gue berterima kasih sama om tersebut. “makasih  ya om.” Tapi tiba-tiba tuh om-om bilang “permisi, minta uang untuk beli minum sedikit.” Dalam hati gue “buset, ternyata ada udang di balik peyek.” Dan akhirnya gue tetap rela memberikan uang 5 ringgit malaysia.

Sesampainya di Negara bagian malaka, gue mencari hotel yang murah. Dan dekat dengan rumah sakit. Setelah berkeliling sekitar dua puluh menit. Gue ketemu hotel yang murah. Dan dekat dengan rumah sakit tempat mami gue mau di oprasi. Gue bersyukur dah bisa ketemu hotel disana.

Malamya, gue pergi cari makan sendirian. Nah, gue lupa ngak bawa security key. Untuk ngebuka pintu antara ruang menginap di hotel, Dengan tangga masuk. Setelah gue makan kenyang. Dan hendak masuk ke dalam hotel. Gue panik, aduh gue lupa ngebawa security keynya. nah, untuk membuka pintu tersebut, Ada dua cara. Yang pertama, menggunakan security key yang di arahkan ke sensor, Yang kedua menggunakan tombol yang ada di dalam. Lama gue berpikir di didepan pintu itu. Bahkan roti yang ada di tangan gue, Udah gue lempar ke-arah tombol yang ada di balik pintu  besi tersebut. Tetep ngak mau terbuka. Gue gedor-gedor pintu security Eh, ngak ada orang di dalam. Baru kali pertama gue merasakan terkunci di depan hotel, Dan ngak ada yang nolongin.

 Terpaksa gue triak “any body home…” ngak ada yang ngejawab. Gue berpikir, mungkin dengan cara berteriak. Ada yang turun dan mau ngebukain gue pintu besi itu. Ternyata ngak ada yang turun. Gue keliling sudut-sudut hotel, untuk nyari besi panjang. Supaya bisa untuk mukul tuh tombol. Biar pintunya terbuka. Ternyata ngak ada. Harapan terakhir gue, tinggal triak ke mami gue. Gue triak “mami, bukain Welly pintu, Welly lupa bawa security key-nya.” Selang waktu sepuluh menit. Mami gue turun dari lantai tiga. Dan ngebukain pintu buat gue. Mungkin filling seorang ibu, lebih kuat dari suara triakan gue Setelah hari itu, gue ngak pernah lupa lagi bawa security key.

Gue dan mami gue, di malaka selama satu minggu. Selesai oprasi, siangnya kami langsung bertolak ke kuala lumpur. Dan sorenya kami langsung  ke bandara. Dan balik ke Surabaya. Dan gue sadar. Mungkin belum waktunya gue ke luar negri dengan tenang. *kayaknya gue mesti banyak-banyak berdoa buat ngilangin keapesan gue.*

1 komentar:

  1. btw, cara nulisx asik buat dibaca bro..
    kalau kisahx kocak abiz..
    tapi gw juga lom pernah ke LN.. :(
    mungkin nanti~ ntah kapan :D

    BalasHapus